Innovative Academy, inkubator startup yang berada dibawah Direktorat Pengembangan Usaha Universitas Gadjah Mada, kembali menyelenggarakan program inkubasi batch #12 dalam upaya untuk mendorong inovasi di kalangan para entrepreneur muda. Program ini dirancang untuk memberikan dukungan yang komprehensif kepada startup dengan memberikan akses ke sumber daya, mentorship, dan jaringan yang diperlukan untuk sukses.
Sesi mentoring pertama inkubasi kali ini diselenggarakan pada 17-18 Maret di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM dan dihadiri 50 peserta. Topik pada sesi mentoring ini adalah mengenai Design Thinking and User Research yang dalam pelaksanaannya juga dibersamai oleh 10 mentor yang berpengalaman di bidangnya. Mentor-mentor tersebut adalah M.Rizky Pratama, CEO & Co-Founder Aifarm; Yodan Pranata, CEO Troya Digital Mesail; Hestyariani Anisa, COO Edspert.id; Febri Hari Natoro, Head of Stechoq Academy; Ray Rezky Ananda, Founder & CEO Bantuternak; Lutfi Zuchri, Python Community Head; Ade Armyatna, Frontend Developer LinkAja; Aisyah Nur, VP of Business Support Widya Robotics; Aditya Cahyo, Mobile Developer Hokai Esports; dan Dara Mawar Jelita, Programme Manager Block71 Yogyakarta; dan Irvindio Patrianusa, CEO dan Founder Kalikesia.
“Inkubasi bukan hanya tentang memberikan ruang kerja atau dana, kami percaya bahwa kunci keberhasilan sebenarnya adalah dalam membangun komunitas yang mendukung, di mana para startup founder dapat saling belajar dan tumbuh bersama. Melalui program ini, kami berharap dapat membantu mengubah gagasan-gagasan inovatif menjadi bisnis yang berkelanjutan,” ujar Denny Wijayanto, selaku Head of Program Innovative Academy dalam sambutannya.
Setelah mendengar workshop ‘Why we Make a Startup?’, peserta dibersamai dalam menyusun rancangan bisnis dan memvalidasi ide bisnisnya melalui beberapa sesi yang dilakukan dalam dua hari. Pada hari pertama, peserta diajak untuk melakukan ideasi dan menentukan user journey guna menentukan stakeholder dan pengguna yang jelas, membuat how might we dan membuat sprint goal settings untuk menentukan masalah yang ingin diselesaikan secara spesifik. Kegiatan ini berjalan interaktif, dengan adanya feedback dari para mentor yang hadir melalui sesi mentoring.
Pada hari kedua, peserta diminta untuk menindak lanjuti ide yang telah dirancang pada hari sebelumnya dengan membuat feedback museum dimana peserta dalam satu kelompok saling memberi saran dan masukkan, kemudian melakukan ideation dan crazy eight untuk menindak lanjuti ide yang telah dirancang dan dilanjutkan dengan sesi mentoring oleh para mentor.
“Dengan dukungan dari para mitra dan mentor yang berpengalaman, diharapkan program inkubasi ini akan menjadi tonggak penting bagi banyak startup yang berbakat. Kami mengundang para entrepreneur muda yang bersemangat dan berbakat untuk bergabung dalam perjalanan menuju kesuksesan,” ujar Denny selaku sprint master saat menutup acara.