
Yogyakarta – Inkubasi Universitas Gadjah Mada bersama #Hack4ID kembali dilaksanakan di Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu para pelaku industri dalam memecahkan permasalahan yang ada di daerah dan industri melalui inovasi calon startup founder.
Kasubdit Pengembangan Usaha Direktorat Pengembangan Usaha, Universitas Gadjah Mada, Ira Ardiana Yunianti, menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung terciptanya ekosistem digital yang lebih berkelanjutan. “Untuk mewujudkan mimpi tersebut, #Hack4ID Kominfo ingin memanfaatkan peluang potensi anak muda sebagai peluang penggeraknya. Kita juga ingin mewujudkan mimpi Indonesia untuk menciptakan masa depan ekonomi digital dan mendukung visi UGM sebagai sociopreneur University. Dan juga dukungan #Hack4ID diberikan melalui dukungan Innovative Academy UGM,” tutur Ira.
Bentuk kolaborasi ini dikemas dalam kegiatan Hackathon yang bertajuk #Hack4ID x Startup Talents selama dua hari berturut-turut, yaitu pada 12-13 Agustus 2023 bertempat di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center. Kegiatan diawali dengan Kick off yang bertujuan untuk memantik para calon startup founder agar lebih dekat dengan permasalahan industri.
Risma Fattahatin Muizzullah, selaku kepala program Startup4Industry Kementerian Perindustrian, memberikan dukungan pada kegiatan ini dengan menyampaikan berbagai permasalahan industri untuk memantik ide solusi dari para calon startup founder. “Kita dari kementerian perindustrian berharap teman-teman berkolaborasi dengan teman-teman perindustrian di manufaktur supaya mereka bisa lebih berdaya saing. Kita juga membuat kurang lebih 40 proyek implementasi. Kita ingin solusinya temen-temen startup ini dipake industri sebagai solusi-solusi seperti IOT, ERP, Otomatisasi. Banyak sekali industri kecil yang membutuhkan teknologi ini agar mendukung produksi. Kami juga mencari solusi di bidang nano-teknologi dan renewable energy”, tegasnya.
Untuk membantu peserta dalam menemukan permasalahan industri yang lebih spesifik, seorang praktisi dihadirkan dalam kegiatan kali ini. Fariz GTJ selaku CEO & founder KiriminAja berbagi pengalaman dan tips dalam menentukan problem solution fit. “Fit itu ketika orang melakukan spend uang atau repeat order, itu fit. Kalau review itu basa-basi. Tapi kalau dia sampai spend berkali-kali berarti produk itu fit. Problem solution fit ini adalah sebenarnya mengurangi resiko bisnis”, ujarnya.
Para calon startup founder yang sudah memiliki gambaran mengenai permasalahan industri diarahkan untuk membentuk tim startup yang beranggotakan 3-5 orang dengan role startup masing-masing, yaitu Hustler, Hipster, dan Hacker. Setiap tim yang sudah terbentuk akan melanjutkan tahapan problem sprint yang dipandu oleh Safrian Jayadi, selaku Sprint Master. Pada tahapan problem sprint, startup mendapatkan bimbingan dari para mentor berpengalaman dalam menyusun tahapan user journey, How Might We, hingga terbentuknya Sprint Goal Setting yang merupakan kerucutan masalah yang ingin diselesaikan.
Permasalahan yang sudah dimiliki masing-masing startup menjadi dasar dalam pembentukan solusi inovatif berbasis teknologi digital pada tahapan Solution Sprint. Output utama dalam tahapan Solution sprint adalah terbentuknya Solution sketch. Melalui berbagai tahapan, seperti building feedback museum, ideation, dan crazy8 dilakukan oleh para peserta untuk menghasilkan ide solusi dalam penyelesaian permasalahan industri yang tepat dan sesuai.
Setelah terbentuknya solution sketch, setiap tim startup diwajibkan untuk membuat pitch deck yang berisi mengenai problem dan solusi yang menggambarkan startup mereka masing-masing. Pembekalan materi untuk mempersiapkan pitch deck yang baik juga diberikan pada kegiatan ini oleh Delta Purna Widyangga, CEO Qiscus dengan menyampaikan 5 prinsip utama dalam pitching. Kegiatan ditutup dengan pitching seluruh startup dihadapan ketiga dewan juri, yaitu Fariz GTJ (CEO & founder KiriminAja), Denny Wijayanto (Head of Program Innovative Academy) dan Ajian Kamadeva (Founder Kamadeva).
#Hack4ID x Startup Talents Innovative Academy mendapatkan feedback positif dari para peserta yang merasa puas dengan diadakannya #Hack4ID kali ini. “Acara ini sangat bagus sekali, saya sangat merasa puas dan terbantu dalam menemukan teman yang bisa mewujudkan ide saya dalam bentuk nyata”, ucap Fira, Tim Metabolica. Tanggapan yang sama juga diberikan oleh Arya, selaku peserta yang menyatakan bahwa acara memberikan insight baru, tidak hanya dalam teori namun juga secara praktikal. “Keren banget ya ini acaranya, walaupun kami cukup baru dan merasa sedikit ter-pressure mengikuti alur kegiatan ini. Tapi keseluruhan dari pembicara juga bagus banget, kita bisa belajar secara pengalaman dan praktikal mereka,” sambungnya.
Kegiatan ini terselenggara dengan baik atas bantuan dari beberapa pihak sebagai partner kolaboratif, tidak terlepas dari dukungan utama oleh Kementerian Kominfo Republik Indonesia dan Innovative Academy . Dukungan aktif dari para mentor yang berasal dari latar belakang industri yang berbeda, seperti Annisa Swastika (Professional Management iTalenta), Hestyriani Anisa Widyaningsih (COO PT.Widaya Kreasi Bangsa), Inggih Wicaksono (Middle Web Developer Erasys Consulting), Kennedy Radmat H (Co-Founder (COO) Genial digital nusantara),Rosmawarda Yunarya (Quality Assurance, Passpod Indonesia),Muhamad Agung As’ari (Representative Centrep Indonesia, Centrep.Co), Ade Rahadian (Ketua Umum Komunitas Startup Jogja) dan Yulindra Dwi Wirawan (Researcher, BRIN).